Selasa, 25 Oktober 2011

my life is valuable

Aku tidak perlu katakan kepda kalian keadaannya buruk.
Semua orang tahu keadaannya memang buruk.
Rupiah hanya bisa membeli seharga debu, bank-bank sedang bangkrut.
Para penjaga toko meyimpan senapan di bawah meja mereka.
Berandalan berkeliaran bebas di jalanan.
Tidak ada satu orang pun tahu apa yang harus dikerjakan.
Dan bukan hanya itu saja,
Kita tahu kondisi udara sudah tidak layak lagi untuk dihirup.
Makanan kita sudah tidak layak dikonsumsi.
Kita duduk nyaman sambil menonton televisi.
Sementara beberapa pembawa berita menyiarkan bahwa hari ini telah terjadi 15 kasus pembunuhan, dan 63 kasus kejahatan keji.
Seolah-olah memang seperti itulah yang sepatutnya terjadi.
Kita tahu keadaanya buruk.
Lebih dari buruk, keadaan sudah menjadi gila.
Sepertinya semua dan dimana-mana sudah menjadi gila.
sehingga kita menjadi takut untuk keluar rumah.
Kita duduk seharian di dalam rumah, dan secara perlahan dunia yang kita tinggali menyempit tanpa kita sadari.
Dan yang kita katakan adalah,
"Tolong, setidaknya biarkan kami sendirian di ruangan ini. Biarakan says tetap menonton tv saya, menikmati soda dingin saya, dan menggenggam handphone saya."
Tapi saya tidak akan membiarkan kalian sendirian.
Saya ingin kalian menjadi marah.
Saya ingin kalian marah dan berteriak "Sialan, aku ini manusia.Hidupku berharga"

Selasa, 11 Oktober 2011

Sukses Adalah Harta?

Oleh: Pandji Pragiwaksono

Sore tadi gue ngetweet, “Rahasia sukses: Tidak berpikir bahwa sukses diukur dgn uang”
Ini, dianggap sinis oleh beberapa orang. Bingung mereka, bertanya: Lalu dgn apa dong?
Mana bisa kenyang hanya dengan idealisme? Memang tidak bisa. Tapi kita bisa kenyang tanpa harus kaya. Orang yang makan pecel lele nambah 2 kali dan orang yang makan steak kenyangnya sama kok.
That’s my point. Happiness doesn’t come with having a lot of money.

Bahkan ada buktinya, tahu apa yang orang-orang terkaya di dunia lakukan dengan uangnya? Dikasih ke orang lain!
Warren Buffet, Bill & Melinda Gates, Jay Z, uangnya mereka donasikan dalam jumlah yang besar. It turns out, they don’t need all that money!

Ada yg nanya via twitter, “Gimana kalau ada orang punya Alphard dan kita punya Avanza, apakah yang punya Avanza bisa dibilang sukses?”
Gue jawab, kalau beli Alphardnya pakai uang korupsi dan kita pakai usaha jujur, maka kita bisa dibilang sukses. Dia tanya lagi, “kalau dua duanya pake duit jujur?”
Gue jawab, maka keduanya sukses. Intinya, jangan biarkan barang yang lebih bagus atau mewah membuat kita tidak sesukses orang lain yang punya barang lebih bagus. Dia bilang lagi, “Ada yg bilang, uang bukan segalanya, tapi segalanya dibeli pakai uang.”
Gue bilang, Betul. Karena uang adalah alat. Alat untuk membeli sesuatu. Uang bukan tujuan. Uang dan harta bukan tujuan. Uang dan harta adalah alat. Selama cara berpikirnya begitu, lebih mudah kita untuk mencapai kebahagiaan.

Kalau uang dan harta adalah tujuan, tidak akan pernah cukup. Karena tidak pernah merasa cukup maka susah untuk bahagia.

Selama kita mikir harta adalah tujuan, akan selalu mencari uang utk beli segala sesuatu. Karena dia merasa, bahagia adalah tentang banyaknya barang yang dibeli. Akhirnya dia beli barang-barang yang tidak perlu. Tapi kalau kita melihat uang hanya sebagai alat. Kita akan gunakan uang seperlunya.
Ada yang bilang, “Realistislah, elo juga perlu uang, dalam usaha elo juga pasti dapat uang.”
Memang. Gue sama sekali gak bilang “Uang tidak penting”. Gue bilang uang jangan jadi tujuan akhir.

Sukses bagi gue adalah pencapaian. Berbeda dengan elo mungkin, pencapaian bagi gue adalah prestasi. Prestasi, tidak bisa didapat dengan cara pintas.

Uang, bisa didapatkan dengan cara pintas. Korupsi salah satunya. Dan mereka yang ketagihan untuk dapat uang untuk sukses akan menemukan jalan pintas tersebut. Prestasi, tidak dapat lewat jalan pintas. Lewat waktu, proses, kerja keras, berkarya dan terutama passion!
Semakin sederhana ekspektasi orang akan kebahagiaan, semakin mudah dia mencapai kebahagiaan tersebut.
Semua orang akan bahagia tentu mencapai kesuksesan. Ketika sukses tidak diukur dengan banyaknya uang, maka kita terbebas dari lingkaran tanpa putus.

Gue kasihan, sama orang yang mikir uang adalah tolok ukur sukses.

Mari kita lihat Bung Hatta

Beliau Proklamator Indonesia. Menstruktur sebuah negara. Namun hingga akhir hayatnya, tidak punya cukup uang untuk membeli sepatu Bally yang dia idam-idamkan sampai potongan majalah dengan gambar Bally ditempel di tembok.

Apakah dia tidak sukses dibandingkan dengan seorang anak kaya yang punya 10 pasang sepatu Bally dibeliin Mamanya? Apakah anak ini sukses?

Masih berpikir sukses adalah harta?

sumber : mainbasket.com

Senin, 10 Oktober 2011

Tak Akan Patah di Sini

Senjanya yang gelap mengaburkan pandanganku.
Seberkas cahaya yang melitas, hanya membuat semakin nanar dan melukai retina.
Ragu siapa dia,tapi ku yakin ada seseorang yang mengenggam tanganku.
Orang yang mungkin tak akan pernah aku tahu namanya.
Tangannya yang terasa lembut, namun sangat kokoh.
Cukup kokoh untuk menarikku hingga berdiri kembali.
Saat kurasakan genggamannya mulai merengggang,
Saat itu lah dia hilang dari pandangan.
Cepat sekali dia lenyap, tak berbekas, tanpa jejak.
Bahkan ku tak sempat mendengar langkah kakinya saat dia pergi menjauh.
Aku berdiri namun terhenti, tak tahu kemana harus pergi.

Kuulangi lagi langkah-langkah kakiku.
Hanya lurus, lurus dan lurus.
Gontai tapi sedikit tenang.
Yakin ku, sosok misterius tadi kan kembali jika aku terjatuh lagi.
Menggenggam tanganku, mengangkatku tuk berdiri.
Saat terulang momen itu, tak akan ku lepaskan genggaman.
Ku ingin setidaknya mengucap terima kasih dan memandang wajahnya.
Hanya untuk pengingat semua kebaikannya.

Dan benar saja aku kembali tersungkur.
Lututku yang seakan layu tak mampu lagi menjejak.
Sejenak ku putuskan tuk tetap terdiam berbaring di tanah.
Berharap sosok tersebut kembali hadir.

Inginku pun hanya menjadi khayalan.
Dia tak pernah muncul, tanda bayangnya saja tak tampak.
Bodoh memang jika harus mengharapkan uluran tangan orang lain.
Dalam kondisi seperti ini, pada sosok yang antah berantah pula.
Sunggug tak layak.
Punggungku terasa dingin, entah berapa lama aku terkapar.
Aku enggan patah dan menyerah di sini.
Kan kulanjutkan perjalanan ini, meskipun aku harus meranggak.

Jauh, sama sekali tak tampak bahwa aku telah dekat dengan rumah.
Aroma khas yang bisa kurasakan saat pulang pun belum tercium.
Dimana aku, apakah aku tersesat, atau memang masih jauh yang ku tuju.
Saat ini aku hanya ingin pulang.
Bertemu dan bermanja-manja dalam dekap ratu ku.
Aku rindu melihatnya bercengkrama dengan ikan-ikannya.
Rindu melihat gerombolan kupu-kupu yang membentuk tiara di kepalanya.
Rindu mencicipi minuman hitam pekat racikannya.
Tuhan…aku benar-benar ingin pulang.

Elegi Sunyi

Hiruk-pikuk dunia ini tak pernah meramaikan hidupku.
Tidak juga celoteh mereka, maupun candamu.
Tolong berikan kepadaku sebuah kata yang melebihi kata sepi.
Dimana sunyi pun tak mampu mewakili.
Langit hitam yang mulai memerah tak mengubah apapun.
Bahkan saat bola radiasi raksasa itu muncul,
Tetap saja berkas sinarnya tak sampai ke peraduanku.

Jika hatiku adalah sebuah ruang.
Aku yakin tak ada satupun yang pernah masuk kedalamnya.
Bahkan sekedar untuk menengok ke dalam pun enggan.
Ruang gelap, pengap dan sarat aura ganjil.
Pernah kau ijakkan kakimu di ruangan seperti itu ?
Jika belum, sebaiknya jangan.
Hanya dengan mencium aromanya, berhari-hari akan hilang nafsu makanmu.

Saya hanya butuh teman, itu saja.
Sesuatu yang sederhana bagi kebanyakan orang.
Namun bagiku, sesuatu yang terlalu sederhana malah akan terasa sangat kompleks.
Jangan asal menyematkan predikat “teman” kepada seseorang.
Percaya itu perlu, namun curiga itu wajib.

-terinspirasi oleh seorang teman yang tak pernah mau membuka hati dan matanya-

Kamis, 06 Oktober 2011

Jika Hidup Adalah Sebuah Mobil

jika hidup itu sebuah mobil, maka masalah adalah rodanya.
tak ada masalah, maka hidup pun stagnan tak berjalan.
namun bukanlah hanya roda kompenen penggerak mobil.
ada banyak bagian vital lainya yang menunjang pergerakan sang mobil.
Salah satu yang terpenting, mesin.

tanpa mesin, mobil tak dapat bergerak dengan normal.
dia hanya akan bergerak jika ada yang menderek atau mendorongnya.
lalu apa gunanya sebuah mobil jika dia tak bisa bergerak, pasti hanya akan menyusahkan.
sama seperti hidup, sia-sia jika menggantungkannya pada derekan atau dorongan orang lain.
sekali lagi jika hidup itu sebuah mobil, maka mesin adalah jantungnya.
mesin adalah penghasil daya dan pembuat gerak roda.
tanpa mesin yang menderu, roda tak akan berputar dan tak akan ada perjalanan yang ditempuh atau masalah yang terselesaikan.

mesin pun tak dapat berdenyut tanpa bahan bakar yang mengalir dan memicu pembakaran didalamnya.
entah kamu biasa menggunakan premiun, pertamax, atau pun pertamax plus-plus :P
mutu bahan bakar yang kamu minumkan pada mobilmu akan sangat mempengaruhi kualitas pergerakannya.
jika bahan bakar yang kamu gunakan berbilangan oktan tinggi dan tidak mengandung timbal, maka jantung mobil anda pun akan sehat.
persis seperti makanan pada manusia, makanan yang baik akan membuat hidupmu semakin baik dan sebaliknya.
jadi jangan asal memasukkan benda ke dalam perutmu.

setelah tiga kompenen vital tersebut terpenuhi, sekarang mobil dapat bergerak.
namun tunggu dulu, kemana mobil ini akan melaju?
adalah tugas pengendara untuk mengarahkannya.
analogikan sajalah sang pengendara ini sebagai otak.
dia yang menentukan kapan si mobil harus berbelok, kapan harus tancap menjejak pedal gas, kapan harus mengatur tuas persneling untuk berakselerasi, dan kapan untuk menginjak rem tuk memperlambat putaran roda.
bukan untuk berhenti, mungkin hanya untuk berpelan-pelan sambil menikmati suasa jalanan dari dalam kabin mobil.
sang pengendara juga lah yang memutuskan rute mana yang akan diambil.
apakah jalan bebas hambatan, gan sempit, atau jalan terjal nan berkelok-kelok di pegunungan.

skill pengedara juga harus terus diasah.
pengendara yang amatir juga akan menjalankan mobilnya apa adanya.
berbeda dengan pengendara yang terampil, selalu memiliki solusi.
lalu bagaimana cara melatih kemampuan pengendara??
tentu saja dengan selalu mengandarai mobilnya, melahap semua rute yang ditempuh
entah itu jalan basah, berpasir, bahkan berbatu.
dan menyimpannya sebagai memori yang kita sebut sebagai pengalaman.
maka dari itu jangan parkirkan mobilmu terlalu lama.

tentu saja masih banyak sparepart lain yang membuat mobil bergerak namun tidak dapat ku sebutkan semuanya.
karena aku memang bukan mahasiswa jurusan teknik mesin atau montir :)